Rabu, Januari 13, 2016

Tahun 2016

Semoga senantiasa diberikan kesehatan.

Semoga semakin bijak berpendapat dalam bentuk ide, tulisan, dan tindakan.

Semoga terlahir rencana-rencana baru dan menjadi produktif karena rencana-rencana tersebut.

Semoga semua kebohongan masih terjaga dengan baik.

Semoga Chelsea Islan mampir ke toko, belanja plastik.

Semoga yang baik, atau yang kurang baik di tahun ini, mampu dipahami sebagai pembelajaran yang bermanfaat.

Dan selalu bersyukur untuk hidup yang indah ini.

Kamis, Maret 20, 2014

Cinta itu Memang Buta.

Oleh M. Zaid Wahyudi dalam Kompas 12 Maret 2014

ATAS nama cinta, Ahmad Imam alias Hafitd (19) dan Assifa Rahmadhani (18) tersandung kasus. Mereka diduga tega menyiksa dan membunuh Ade Sara Angelina (19). Konon, sakit hati dan dendam karena diputuskan Sara membuat Hafitd melupakan rasa cintanya pada Sara. Sementara itu, cemburu membuat Assifa gelap mata hingga bersedia membantu membinasakan Sara, pesaingnya.

Cinta memang buta. Andreas Bartels dan Semir Zeki dalam The Neural Basis of Romantic Love di Neuroreport Volume 11 Nomor 17 Tahun 2000 menyebutkan, saat jatuh cinta, bagian otak depan yang disebut korteks prefrontal yang mengatur logika menjadi tumpul. Sebaliknya, bagian otak yang mengendalikan emosi menguat. Kuatnya ikatan emosional saat rasa cinta muncul membuat kemampuan seseorang dalam menilai orang lain melemah.

”Cinta memang tidak rasional karena ia adalah letupan perasaan emosional yang dibalut oleh berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan untuk menyayangi ataupun ingin disayangi,” kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Neurosains Indonesia, yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Taufiq Pasiak, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (10/3).

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Pingkan CB Rumondor, mengatakan, munculnya rasa cinta tidak bisa direncanakan dan tidak bisa dihindari. Perasaan itu juga sulit dikendalikan, apalagi dihilangkan. Semakin dalam seseorang memendam cinta, rasa cinta akan semakin muncul menggebu-gebu.

Walau cinta tak bisa dikendalikan, tindakan seseorang setelah munculnya rasa cinta bisa dikendalikan. ”Pengendalian menuntut pengakuan diri bahwa ia sedang jatuh cinta,” katanya.

Pengendalian tindakan itu dilakukan dengan melihat kenyataan yang ada. Di sinilah penilaian atas rasa cinta yang muncul pada diri dilakukan, seperti, apakah orang yang kita cintai juga mencintai kita atau apakah rasa cinta itu jatuh pada orang yang tepat tanpa melanggar norma dan budaya.

Untuk bisa menilai cinta yang muncul, seseorang memerlukan perasaan bahwa dirinya berharga. Artinya, apa pun hasil penilaian itu, apakah cintanya diterima atau justru bertepuk sebelah tangan, maka dirinya tetap berharga. Penolakan tidak mengurangi harga dirinya.

Sakit hati, sedih, depresi, galau, atau rasa tidak diterima dan dihargai yang muncul akibat penolakan cinta, termasuk saat diputuskan cinta, adalah perasaan yang wajar. Kehadiran berbagai emosi negatif itu justru baik secara psikologi. ”Justru jika setelah cintanya ditolak langsung move on, misalnya langsung punya pacar lagi, itu justru tidak sehat. Perasaan sedih yang muncul akan terselubungi dan bisa mengganggu hubungan berikutnya,” kata Pingkan.

Namun, apa yang diduga dilakukan Hafitd dan Assifa bukanlah cinta. Rasa sakit hati, cemburu, dan takut kehilangan lebih mendominasi. Emosi negatif itu meledak dalam tindakan yang justru melanggar norma dan budaya.

”Cinta itu ada gairah, keintiman, dan komitmen. Cinta membuat dua individu tetap menjadi dirinya sendiri, tetapi sama-sama saling peduli,” kata Pingkan. Dalam kasus yang diduga dilakukan Hafitd dan Assifa, perasaan yang lebih mengemuka adalah rasa kecewa, marah, merasa tidak dihargai dan tidak bisa menghargai diri sendiri. Itu bukan cinta.

Kejam

Kekejaman dalam proses pembunuhan Sara dengan cara memukul, menyetrum selama berjam-jam, dan menyumpal mulut korban dengan kertas hingga membuang jasadnya ke kolong jembatan Tol Bintara, Bekasi Barat (Kompas, 6/3 dan 7/3), merupakan bentuk ketakutan dan kekhawatiran pelaku.

”Kekejaman itu dilakukan sebagai upaya pertahanan diri agar penyiksaan yang berakhir dengan pembunuhan itu tidak diketahui orang,” kata Taufiq.

Meskipun upaya pembunuhan itu direncanakan, membunuh seseorang bukan persoalan gampang, kecuali bagi pembunuh profesional. Apalagi pembunuhan dilakukan dengan cara menyiksa korban selama berjam-jam.

Saat amarah muncul, lelaki umumnya melampiaskan dengan tindakan fisik, baik melalui gerakan tangan maupun kaki. Pada kondisi ini, bagian otak yang lebih aktif adalah sistem limbik yang mengontrol emosi bekerja sama dengan bagian otak yang mengatur sistem motorik.

Adapun pada perempuan, saat murka melanda, bagian otak yang lebih aktif adalah girus singulat (cingulate gyrus), yaitu otak sadar yang merupakan bagian dari korteks prefrontal. Ini adalah bagian otak untuk berpikir rasional, bukan sistem limbik yang juga dimiliki otak binatang. Karena itu, kemarahan pada perempuan biasanya berwujud mata mendelik, tidak menggunakan tubuhnya untuk melakukan kekerasan.

Karena itu, jika ada perempuan sanggup melakukan perbuatan fisik untuk melukai orang lain sebagai ungkapan amarah, Taufiq menduga, itu akibat situasi yang membuat otak rasional perempuan menjadi tumpul dan emosinya justru lebih mengemuka.

”Hilangnya rasionalitas yang tergantikan oleh agresivitas untuk mempertahankan diri adalah bentuk pertahanan diri yang paling primitif pada makhluk hidup,” ujar Taufiq.

Rasionalitas sebenarnya bisa dibangun jika anak sejak dini diajarkan untuk melogika segala sesuatu yang ada di sekitarnya, termasuk tindakannya. Namun, emosi akan mengemuka dan rasionalitas menjadi tumpul jika anak terbiasa diasuh dengan aturan ”pokoknya...” tanpa menjelaskan alasan di balik setiap aturan yang diberlakukan.

Pendidikan di sekolah yang lebih mengedepankan dogma dan hafalan akan semakin memperparah kemampuan bernalar anak. ”Rasionalitas yang muncul akan mendorong seseorang mencintai sewajarnya, bukan serakah terhadap cinta. Cinta yang sewajarnya hanya bisa diperoleh jika seseorang juga memiliki benci yang sewajarnya. Jika cinta dan benci berlebihan, yang muncul adalah malapetaka,” ujar Taufiq.

Bentuk cinta yang paling rendah adalah mengagumi, hanya terikat pada keindahan saja. Sedangkan cinta yang paling tinggi adalah penyatuan diri hingga saling meniadakan identitas diri dengan yang dicintai.

Pingkan menambahkan, penghargaan atas diri adalah modal bagi hadirnya cinta yang tidak emosional. Perasaan ini dapat muncul jika sejak kecil anak dihargai. Merendahkan anak atau memaksa anak untuk berusaha keras agar mendapat penghargaan dari orangtua akan menyulitkan anak untuk menghargai dirinya sendiri.

Selasa, Maret 04, 2014

Berjuang dengan Bahagia.

#latarbelakang : FAQ (Frequently Asked Question), “Skripsinya udah sampai mana?”

Temen gue bilang bahwa skripsi itu proses “pendewasaan” manusia. Gak salah, tapi menurut gue ada yang lebih dari itu. Skripsi bukan sekedar memperoleh gelar pendidikan S1, tapi mengajarkan bagaimana gue harus setia dalam suatu proses.

Perjuangan ini gue mulai di awal tahun 2013, dimana saat itu dunia belom mengenal istilah cabe-cabean. Setelah gue memutuskan “formulasi” sebagai topik besar skripsi, gue mencoba untuk menghubungi salah satu dosen yang sudah gue dambakan sejak semester 5 dengan maksud untuk menjadi dosen pembimbing.  Ternyata beliau sudah tidak bisa membimbing mahasiswa lagi karena kuotanya sudah penuh.  Gak bisa terlalu disalahkan juga sih karena emang gue orangnya leletan kalo ngurusin hal-hal sepele begituan.

Singkat cerita, gue jadi kepisah juga sama temen-temen sepergaulan karena skripsi. Mereka yang gue banggakan selama ini, karena kita selalu bersama dan mengerjakan banyak hal dengan semangat tinggi meski susah bagi kita untuk serius. Mungkin jalan baiknya, ya harus kepisah dulu beberapa waktu. Terlalu kompak juga belum tentu baik. Takutnya kalo bareng-bareng terus, yang jadi bukannya skripsi malah boyband lokal.

Sampai sekarang (meskipun masih jauh dari kelar), gue sangat bersyukur atas semua proses yang sudah berlangsung. Bersyukur untuk dukungan dan motivasi dari teman sekelompok, teman satu angkatan, dan dosen pendamping beserta revisian naskah dari-nya. Gue masih harus setia dalam proses ini. Sepuluh tahun lagi, gue yakin bakal hidup baik-baik aja tanpa mengerti mendalam tentang formula pasta gigi. Tapi proses ini sayang untuk dilewatkan. Lo bisa nikah dua-tiga kali dalam hidup lo, tapi skripsi cuma sekali seumur hidup lo.

Dan gak usah deh galau skripsi di Facebook atau Twitter, percuma. Kesannya lo cuma pengen dimengerti dan lo juga sadar itu gak bakal membantu. Mending tweet/post kegaulaun itu dalam doa setiap pagi/malam. Lagipula, menurut gue, galau skripsi di media sosial sudah terlalu mainstream keles. Tweet less and do more, nah itu baru antimainstream :)

Buat pembaca, ato mungkin temen gue sendiri yang baca ini, tetap semangat ya! Selalu setia bersama prosesnya, bukan sama skripsinya (dikhawatirkan kalo terlalu setia akan disuruh ganti judul). “Percayalah segala jerih payah yang telah dilakukan tidak akan pernah sia-sia”, temenku Ega bilang begitu.

Jumat, Februari 07, 2014

Putus

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Putus” mempunyai beberapa pengertian.
 

Satu.
 

Sebut saja Mawar, tapi bukan Mawar AFI. Gadis remaja yang baru belajar logaritma ini menjadi primadona di sekolahnya, terutama di hati Budi yang sempit. Perasaan Budi ini sudah meluap-luap, jauh sebelum Mawar menerima pertemanannya di Facebook. Sambil menabung keberanian, Budi bersama tim kreatifnya mematangkan rencana untuk menembak Mawar saat upacara bendera. Senin berikutnya, nama Budi resmi terukir indah di hati Mawar :)
 

Namun kemesraan itu tidak berlangsung lama. Di suatu malam minggu, Budi mengirimkan telegram kepada Mawar. Bunyi pesannya begini, “Maaf sayang, hari ini kita batal nonton ya. Kaki aku putus dimakan jerapah tadi siang.” Mawar yang saat itu sangat kecewa lalu meluncurkan rudal ke rumah Budi. Seribu hari kemudian, nama Budi sudah resmi terukir indah di batu nisan dari keramik :(
 

Dalam kasus ini, putus adalah ada bagian yang terlepas.
 

Dua.
 

Karena Sleman adalah Jogja coret, Soni dan kekasihnya menyebut hubungan mereka sebagai hubungan jarak jauh. Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada rencana dan niat dari pemerintah untuk menerbitkan undang-undang LDR tentang pembagian zona pacaran di wilayah Indonesia.
 

Padahal cukup dengan naik delman-istimewa-ku-duduk-di-muka, Soni dapat mencapai kediaman kekasihnya di Jogja kurang dari setengah jam. Bila penghasilannya sudah cukup, Soni berencana membeli elang biar makin gaul dan sesekali bisa mengantar ibunya belanja baju di Paragon Solo.
 

Waktu berubah, selera musik Soni pun berubah. Dipengaruhi oleh idolanya Janeta Janet dan lagu pacar-lima-langkah, Soni memutuskan untuk mengontrak di dekat rumah kekasihnya di Jogjakarta. Sambil membuka usaha baru disana, laundry kiloan, demi menambah penghasilan. Hidup Soni sekarang sangat bahagia karena selalu dikirimkan makan siang dan cucian rumah kekasihnya.
 

Dalam kasus ini, putus adalah pengambilan suatu keputusan yang rasional.
 

Tiga.
 

Jatuh cinta itu musuh akal sehat.
 

Ada saat dimana pasangan menghadapi masa sulit dalam hubungan mereka karena ketidakmampuan seorang dalam menyeimbangkan keintiman di dalamnya. Bagaimana caranya menyayangi orang lain tanpa kehilangan dirinya sendiri. Bagimana caranya melakukan kesenangan pribadi tanpa menyengsarakan teman hidupnya.
 

Sampai dimana permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan, pasangan memilih untuk putus karena tidak ada lagi rasa saling percaya.
 

Dalam kasus ini, putus adalah mengakhiri hubungan karena suatu keadaan, atau sudah tidak ada rasa saling percaya terhadap pasangan. 
 

***

Tumbuh adalah kepastian, dewasa adalah pilihan. Setiap hari dalam setiap kesempatan, manusia selalu dihadapkan oleh pilihan. Memilih untuk menunda kedewasaan bukanlah pilihan yang baik.

Terima kasih banyak.
19/12/2010 – 2013


Sabtu, Januari 04, 2014

Farewell 2013

Selamat natal. Selamat tahun baru 2014 !!

Asiknya yang tahun baruan dengan pacar, bisa nonton kembang api bersama dari bukit dengan view pemandangan kota (cita-cita yang belom kesampean). Buat yang LDR, mungkin kalian count down bersama di telpon sambil nonton kembang api dari atap rumah masing-masing. Dan buat yang jomblo, gak apa-apa kalian bisa nonton kembang api Dubai di Youtube, ini linknya :


Sehat semua? Gimana perayaan tahun barunya, meriah? Tahun ini saya harus ngerayain natal dan tahun baru tanpa keluarga di Jogja, karena masih ngurusin skripsi sama KKN (kuliah kerja nyalon). But, there’s no reason not to celebrate Christmas day and a new year hehe :)

Resolusi tahun ini. Supaya lebih dewasa, punya pendirian yang baik. Dan selalu rajin menulis blog :)

Sedikit mau menanggapi celetukan orang banyak (padahal ngerasain juga) yang bilang, “Kok cepet ya, udah mau ganti tahun lagi?”

IMHO, yang kadang membuat kita merasa waktu berjalan terlalu cepat karena terlalu mengenang satu kejadian tak terlupakan di tahun ini, mungkin membahagiakan atau kurang menyenangkan. Sehingga, rasanya baru terjadi beberapa waktu belakangan ini. Long-term memory yang tersimpan permanen di otak, mungkin menjawab pertanyaan orang selama ini.

"Buatlah selalu kenangan yang indah dan siapkan diri menerima tiap kemungkinan di setiap harinya untuk setahun ke depan."

Farewell 2013. Welcome 2014.